Minggu, 14 Februari 2010

Jauhar As-siqilli


Usut punya usut Jauhar As-siqilli adalah pelopor Universitas di dunia ini. Karena, usut punya usut beliaulah seorang panglima dari dinasti Fatimiah yang diutus untuk mendirikan sebuah Universitas bernama Al-Azhar di Afrika Utara dan Mesir tahun 297 Hijriyah atau tahun 909 Miladiyah.

Usut punya usut universitas yang didirikan olehnya merupakan universitas yang pertama kali ada dibumi ini. Wah rasanya tidak berlebihan jika beliau disebut pelopor universitas didunia.

Barangkali untuk lebih mengingat jasa beliau kita simak saja sejarah Al-Azhar.

KHALIFAH Fatimiah yang menisbatkan sebagai keturunan Rasulullah Muhammad SAW dari garis keturunan Fatimah binti Muhammad dan Ali bin Abi Thalib berkuasa di Afrika Utara dan Mesir tahun 297 Hijriyah atau tahun 909 Miladiyah. Selama lebih 262 tahun berkuasa Dinasti Fatimiah berhasil membangun kehidupan dan peradaban masyarakat yang tinggi.

Basis kekuatannya berawal dari Tunisia setelah memiliki kekuatan cukup, di bawah Khalifah al Mu’izz keturunan keempat Dinasti Fatimiah mengutus panglima Jauhar al Katib as Siqilli dapat menguasai Mesir tahun 969. Ketika itu didirikan kota baru yang disebut al Qahirah (Cairo) yang berarti kemenangan dan kemuliaan. Dinasti Fatimiah menjadinya pusat pemerintahan sekaligus sebagai ibukota Khalifah Fatimiah di masa selanjutnya.
Dinasti Fatimiah mencapai masa kejayaannya di bawah kepemimpinan al Muizz, al Aziz dan al Hakim. Ketika kekhalifahan di bawah al Aziz kemajuan sangat pesat sehingga membangun istana yang mampu menampung 30 ribu tamu sekaligus, termasuk membangun masjid yang sangat megah. Kemajuan juga terjadi dalam bidang perekonomian, pertanian dan industri, tidak ketinggalan dalam bidang kebudayaan juga mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Kemajuan sangat pesat terjadi seletan mendirikan Masjid al Azhar yang sekarang dikenal sebagai Jamiat al Azhar (Universitas al Azhar). Selain sebagai pusat peradaban di masyarakat muslim, al Azhar menjadi pusat kajian Islam, pusat perkembangan ilmu dan hasil-hasilnya. Jasa paling penting terhadap peradaban dunia diwariskan Dinasti Fatimiah yang mampu mengembangkan pendidikan, kebudayaan dan peradaban. Sejak saat itu Cairo menjadi pusat peradaban, pusat intelektual muslim dan kegiatan ilmiah dunia.
Universitas al Azhar Cairo sebagai universitas tertua di dunia yang didirikan Jauhar al Katib as Siqilli pada 7 Ramadhan 361 yang bertepatan dengan 22 Juni 972. sampai sekarang memainkan peran penting dalam sejarah peradaban dunia, selama berabad-abad Universitas al Azhar menjadi pusat pendidikan Islam sekaligus pertemuan puluhan ribu mahasiswa muslim dari seluruh dunia.

Dinasti Fatimiah maju karena dukungan kekuatan militer selain itu administrasi pemerintahan yang baik dan perkembangan ilmu. Hal itu memungkinkan stabilitas ekonomi, namun dalam beberapa hal Dinasti Fatimiah memiliki kelemahan seperti polik dalam dan luar negeri. Konflik internal dan perebutan pengaruh menjadi semakin akut ketika menghadapi musuh tentara salib sehingga merasa perlu mendatangkan bala bantuan. Darul Hikmah sebagai pusat pengajaran ilmu kedokteran dan astronomi sehingga muncul tokoh ahli astronomi seperti Ibnu Yunus, Ibnu Haitam seorang ahli fisika dan optik. Pada saat yang sama berdiri Dar al Ilm, perpustakaan yang menyediakan jutaan buku dalam berbagai cabang ilmu.

Di sana dibentuk Majlis Ilmu tempat berkumpulnya sejumlah ilmuwan besar Mesir yang pemikirannya berpengaruh di seluruh dunia Islam saat ini. Melalui Universitas al Azhar, Mesir bermaksud mengembangkan ilmu dan mengembalikan kejayaan masyarakat Islam. Ribuan mahasiswa dikirim ke berbagai pusat peradaban ilmu untuk mengembangkan di dalam negeri sehingga ilmu akan menyebar di masyarakat muslim dari berbagai penjuru dunia.

Pasang surut terjadi di dunia Islam, demikian halnya dengan Universitas al Azhar. Setelah kemajuan pesat sejak Dinasti Fatimiah, mengalami kemunduran di zaman Kerajaan Otsman. Sampai munculnya kaum pembaharu yang dipelopori Muhammad Abduh yang wafat tahun 1905, bersama kawan-kawan dan murid yang meneruskannya, genderang gagasan-gagasannya menggetarkan dunia Islam. Beliau mengembangkan Universitas al Azhar baik dari segi fisik maupun pemikirannya.

Perkembangan lain yang menggembirakan setelah Perang Dunia kedua, di Mesir tumbuh lembaga pendidikan tinggi yang mengkaji berbagai ilmu. Sebut misalnya Universitas Iskandariyah di Iskandariyah dan Universitas Ain Syam. Masih banyak lagi lembaga pendidikan tinggi yang mengkaji ilm hukum, sastra, kedokteran, farmasi, teknik, pertanian, perdagangan dan berbagai cabang ilmu yang lain.

Sumbangan besar yang dapat disaksikan hari ini antara lain bidang arsitektur baik bangunan istana, masjid dan benteng pertahanan lengkap dengan ornamen di dalamnya. Al Qashr al Garb (istana barat) al Qashr asy Syarq (istana timur), Universitas al Azhar dan Masjid al Azhar. Tembok tinggi yang mengelilingi istana lengkap dengan pintu-pintunya, Bab an Nasr (pintu kemenangan), Bab al Fath (pintu pembuka) dan sejumlah masjid yang lain dengan kekhasannya masing-masing.

Saat ini Mesir berada di bawah kekuasaan Jumhiriyah Misr al Arabiyah, Republik Arab Mesir yang terletak di bekas Dinasti Fatimiah, berbatasan dengan Laut Tengah di Utara, Laut Merah di Timur, Sudan di Selatan dan Libya di Barat. Luas wilayahnya mencapai hampir satu juta kilometer persegi, penduduk berjumlah 54 juta jiwa tahun 1990. Sebanyak 90% pendudukan Islam Sunni dengan kelompok penting Mesir, Badui dan Nubia beribukota di Cairo dengan bahasa resmi Arab.

Sungai Nil sebagai sumber penghidupan masyarakat karena lembahnya terkenal sangat subur, sungai yang memanjang 17 ribu kilometer persegi dengan dinding karang setinggi 200-400 meter di kedua sisinya. Delta Nil di bagian Utara Cairo sekitar 23 ribu kilometer persegi merupakan dataran rendah yang sebagian besar berpaya papirus sehingga perekonomian sangat mengandalkan pertanian dengan Bendungan Aswan yang disejak tahun 1970 diambil alih Bendungan Sadd al Ali (bendungan tinggi).

Islam di Mesir mada masa Khalifah Umar bin Khattab, ketika itu diutus Amr bin Ash menduduki dan kemudian diangkat menjadi gubernur tahun 632-660 dan menjadikan kota Fustat (dekat Cairo) sebagai pusat ibukota. Berturut-turut Mesir berada di bawah kekuasaan dinasti dan kekhalifahan yang silih berganti sampai datangnya tentara salib. Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Tulun, Dinasti Ikhsyd, Dinasti Fatimiah, Dinasti Ayubiyah yang ditandai dengan perang salib dan Dinasti Mamluk kemudian Mesir berada di bawah Kerajaan Turki Otsman.

Pada abad berikutnya dimulai dengan pemerintahan Muhammad Ali Pasya ketika Napoleon mendarat di Mesir, kemudian digantikan Said Pasya kemudian sepupunya yang bernama Ismail Pasya. Inggris campur tangan dalam pemerintahan Mesir tahun 1882, namun tetap tunduk pada Otsman hingga 1914. Baru pada 1922 Mesir merdeka dari Inggris, silih berganti kepemimpinan sejak revolusi 23 Juli 1952 sejak Raja Farouk diturunkan panglima perang Muhammad Naguib yang kemudian disingkirkan Gamal Abdul Nasser, digantikan Anwar Sadat yang terbunuh dan digantikan wakilnya Hosni Mubarak hingga sekarang.


sumber:wordpress.com/al-azhar/



Al Khawarizmi


PENEMU ANGKA NOL ( 0 )

Usut punya usut angka nol ''0'' merupakan angka yang sangat penting dalam perhitungan matematika. kita tidak bisa bayangkan jika anggka nol ini tidak ada.

Usut punya usut agka nol ini hasil penemuan atau jeri payah pemikiran seorang ahli matematika bernama Al Khawarizmi. yang berasal dari kawasan iraq (sekarang).

Usut punya usut angka dari angka nol inilah ilmu latematika bisa dikembangkan menjadi teknologi seperti yang anda pegang didepan anda saat ini baik HP maupun Komputer. Tidak bisa dibayangkan seandainya angka nol ini tidak ditemukan, coba tuliskan angka 19.200.800.100 pake angka romawi ...

" Masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780. Jika kaum terpelajar lebih mengenal para ahli matematika Eropa, maka kaum biasa juga mengenal ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan para ahli matematika tersebut.

Selain ahli dalam matematika al-Khawarizmi, yang kemudian menetap di Qutrubulli (sebalah barat Bagdad), juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga musik. Karya-karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Inilah yang menjadi rujukan para ilmuwan Eropa termasuk Leonardo Fibonacce serta Jacob Florence.

Muhammad bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan. Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan coba? Selain itu, dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tanget, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini.

al-Khawarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Karyanya Kitab Surat Al Ard menggambarkan secara detail bagian-bagian bumi. CA Nallino, penterjemah karya al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin, menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat menghasilkan karya seperti al-Khawarizmi ini."


sumber:http://sas-smk-dki.com

Ibnu Sina

Ibnu Sina

Usut punya usut awal dari ilmu kedokteran atau pengobatan modern di pelopori oleh ibnu sina, usut punya usut dia berasal dari Uzbekistan. wah berarti negara-negara besar yang ilmu kedokteranya maju tak lepas dari jasa belau ya ...

coba deh simak artikel ini.

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).

Awal Kehidupan

Kehidupannyan dikenal lewat sumber – sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.

Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.

Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Meskipun bermasalah besar pada masalah – masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan – kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata – katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.

Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat – bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

Kematian

Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran, karena penyakit maag yang kronis. Ia wafat ketika sedang mengajar di sebuah sekolah.


Karya Ibnu Sina

  • Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas:Aturan Pengobatan)
  • Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
  • An Najat

sumber: http://ibnusinaaljawahir.wordpress.com

Senin, 01 Februari 2010

Kesabaran


Usut Punya usut, Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Usut punya usut pula kesabaran semua orang memilikinya hanya saja kadarnya yang berbeda

yach barang kali itu benar, kata "sabar" memang mudah untuk diucapkan tp tidak mudah untuk dijalankan. Atau mungkin hanya meraka yang iklas yang bisa mampu memegang kata itu.

iyah ... memang sulit! tapi bukan berarti tidak bisa.
memang mudah menjadi sosok penyabar ketika kita menasehati orang laen, yang jadi pertanyaan bisakah kita benar bersabar ketika kita tertimpa masalah, bahkan masalah yang berat seperti mereka? "semoga saja bisa ..."


Apa ya sabar itu ...

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini. Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Yaitu mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga. Allah ta’ala berfirman kepada penduduk surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.”(QS. Ar Ra’d [13] : 24).